Masukkan iklan disini!

Jangan Diremehkan! : Mitos Dan Fakta Stunting



Sumber ; Google.com

Memperingati hari gizi nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari , permasalahan gizi di Indonesia sendiri masih banyak sekali ditemukan. Stunting menjadi salah satu permasalahan gizi di Indonesia yang tak luput dari berbagai macam mitos dan fakta factor penyebabnya. Miris nya masyarakat Indonesia masih cenderung mempercayai mitos-mitos yang beredar di lingkungan nya, bila ditanya kenapa masih mempercayai mitos tersebut pastinya karena ketidaktahuan masyarakat akan fakta sebenarnya dari factor penyebab stunting.  

Melansir dari Unicef Indonesia, salah satu bentuk permasalahan gizi buruk yang mengancam masa depan Indonesia adalah stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat mal nutrisi atau kekurangan gizi kronis serta infeksi berulang selama masa kanak-kanak. Stunting biasanya disebabkan oleh:

1. Kurangnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan anak

2. Buruknya fasilitas sanitasi dan keterbatasan akses pada air bersih.

3. Kondisi lingkungan yang buruk.

Stunting dapat menganggu pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan metabolisme tubuh. Tubuh yang lebih pendek (kerdil) dibanding anak usianya, merupakan ciri yang paling mudah dikenali pada anak penderita stunting. setelah anak berusia dua tahun baru terlihat ternyata balita tersebut pendek. Stunting terjadi karena adanya masalah gizi kronis yang akibat asupan gizi yang kurang dan terjadi cukup lama. Terkadang orang tua kurang menyadari hal tersebut, mereka menganggap anak mereka sudah cukup makan tanpa memperhatikan kandungan gizi asupan yang diberikan pada anak.

Berikut beberapa mitos dan fakta stunting yang harus diketahui oleh para orang tua :

1. Stunting dipengaruhi oleh factor genetic ( Mitos )

dilansir dari kompasiana pada faktanya Genetik bukanlah salah satu penyebab stunting, kekurangan nutrisi pada ibu dan janin pada 1000 hari pertama kehidupan bayi adalah satu dari beberapa penyebabnya. Seorang ibu yang stunting memang berkemungkinan melahirkan anak yang stunting, tetapi ini bukanlah turunan melainkan pola hidup dan pola makanan bawaan ketika hamil dan sebelum hamil.


2. Dampak stunting hanya dapat dilihat secara fisik ( Mitos )

Selain terlihat secara fisik, stunting juga berdampak keseluruhan tumbuh kembang anak, yang terdiri dari : penurunan fungsi kognitif, yang merupakan fungsi kompleks pada otak manusia yang melibatkan aspek memori, baik jangka pendek ataujangka panjang, perhatian, perencanaan, dan nalar serta strategi dalam berfikir dari seseorang atau lebih singkatnya menurunya kecerdaan pada anak yang berimbas pada penurunan produktivitas ketika dewasa kelak,  penurunan fungsi kekebalan,menyebabkan gangguan terhadap sistem pembakaran lemak atau metabolisme tubuh akibat tinggi badan dibawah rata-rata.

Selain itu, stunting juga menyebabkan resiko terkena penyakit tidak menular ( jantung, hipertensi, osteoporosis ) dan penurunan toleransi glukosa.


3. Penyebab speech delay pada anak adalah stunting ( Mitos )

Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), Salah satu penyebab atau gejala yang bisa ditimbulkan stunting adalah keterlambatan perkembangan atau developmental delay. Tapi, belum tentu speech delay atau keterlambatan bicara berhubungan langsung dengan stunting. Penyebab paling sering adalah anak kurang mendapatkan stimulasi.


4. Stunting dapat diatasi dengan obat-obatan ( Mitos )

Stunting tidak dapat diobati, tetapi dapat diatasi dengan tindakan pencegahan seperti :

·  memberikan MPASI secara tepat yaitu memberikan protein hewani, karena protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan protein nabati karena mengandung asam amino esensial yang engkap dan cukup mudah dicerna dan diserap usus halus. Semua persyaratan tersebut dapat ditemukan di seperti telur, ikan, unggas, daging sapi.

·  selalu memantau pertumbuhan baduta (bayi dibawah dua tahun) dengan menimbang secara rutin dan merujuk ke fasilitas kesehatan jika target pertumbuhannya tidak sesuai,

·   Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, rutin melakukan imusisasi dan segera ke dokter jika balita sakit seperti diare, batuk menahun dan infeksi lainnya.


5. Pemberian MPASI cepat bisa mencegah stunting ( Mitos )

Pada faktanya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)  merekomendasikan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada usia bayi 6 bulan. Pemberian MPASI yang terlalu cepat justru dikhawatirkan menimbulkan diare atau infeksi saluran pencernaan. 

Itulah mitos-mitos beserta penjelasan faktanya dari permasalahan gizi stunting, semoga bermanfaat dan tetap waspada ya! (Destri, Cindy)

No comments