Masukkan iklan disini!

Opini; Peran Jurnalis Mahasiswa dalam Era Kebebasan Pers


Pers mahasiswa merupakan bagian yang utuh dari kehidupan perguruan tinggi. Di berbagai kampus terkemuka di tanah air, keberadaan pers mahasiswa telah berlangsung cukup lama. Pers mahasiswa merupakan media penyalur informasi dan opini untuk mengembangkan kemampuan berpikir  dan analisis mahasiswa dalam kehidupan berkampus, bermasyarakat dan bernegara. Kemampuan tersebut memang dibutuhkan sebagai proses pembelajaran yang ditempuh oleh mahasiswa.
Tak lupa dari ingatan kita beberapa tahun yang lalu saat era orde lama dan orde baru, dunia jurnalisme bisa dikatakan mandul dan hanya berfungsi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Hal tersebut jauh dari idealisme pers sebagai kontrol sosial. Dunia jurnalis saat itu tidak sebebas sekarang dalam menyampaikan informasi karena takut akan pembredelan. Selain itu, para wartawan dan jurnalis muda di kalangan mahasiswa juga terancam nyawanya saat kerusuhan tahun 1998 tersebut.
Kini kita telah memasuki era kebebasan pers dimana para jurnalis tak lagi takut untuk menyampaikan opini dan informasinya kepada khalayak. Jurnalis dapat meliput dan memberitakan apapun yang memiliki nilai berita tanpa khawatir pembredelan. Namun, era kebebasan tersebut telah jauh meninggalkan kode etik jurnalistik. Tak sedikit media yang menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Tuntutan kecepatan dalam menyebarkan berita serta kecanggihan teknologi yang mungkin menjadi penyebab kebebasan tersebut ‘kebablasan’.
Lalu bagaimana peran jurnalis mahasiswa menghadapi era kebebasan pers? Pers mahasiswa merupakan media untuk mengemukakan pikiran dan pendapat di kalangan mahasiswa sebagai civitas akademik. Pers mahasiswa menjadi penyangga (pengontrol) dalam kebebasan pers di masyarakat.
Jurnalis mahasiswa memiliki tantangan tersendiri dalam mengemban tugas jurnalistiknya. Dimana mahasiswa yang sering disebut sebagai agent of change benar-benar ada dalam diri seorang jurnalis kampus. Memang, seorang mahasiswa harus bisa menulis misalnya seperti menulis paper. Namun, yang membedakannya dengan seorang jurnalis mahasiswa adalah ketepatan tulisannya. Bila menulis paper atau makalah untuk memenuhi tugas dosen semata, tetapi tulisan seorang jurnalis berbeda yaitu dituntut untuk mengandung unsur agent of change.
Banyak manfaat yang diperoleh dari keberadaan pers mahasiswa yaitu melatih kepemimpinan diri, memecahkan masalah, jujur, objektif, seimbang, terbuka dan dapat melihat persoalan dari berbagai sudut pandang.
Jika dikaitkan dengan posisi mahasiwa sebagai orang yang berpendidikan, maka pantaslah jika mereka diharapkan dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat tentang berperilaku sebagai jurnalis yang baik dan benar. (Riska)

No comments