Masukkan iklan disini!

Ketika Kota dan Kenangan Bertemu: Mengupas Persoalan Hati pada Bandung Menjelang Pagi


Sumber: Gramedia

Novel Bandung Menjelang Pagi adalah sebuah novel karya dari penulis asal Bandung yakni Brian Khrisna. Kota Bandung dalam novel ini bukan lagi sekadar ibu kota di Jawa Barat namun sekaligus menggambarkan sebagai cerminan suasana hati tokoh utamanya. Penulis menggambarkan sisi kota Bandung yang jauh dari kata romantis. Ketika malam datang, kota ini berubah menjadi ruang yang keras, penuh dengan bayang-bayang bandit, penjudi, bocah geng motor yang muncul seperti tikus-tikus selokan yang meluap.

Di tengah lingkungan yang keras inilah, sang tokoh dimulai kisahnya. Dipha seorang pemuda tangguh yang hidup dengan mengerjakan apapun yang bisa membuatnya bertahan disana. Semua pekerjaan sudah pernah ia lakukan, dari menjual bacang di kawasan Asia-Afrika hingga menjadi pekerja paruh waktu di toko kaset walkman. Pertemuan Dipha dengan Vinda sang gadis misterius itu menjadi titik balik cerita. Vinda datang dengan permintaan yang aneh-aneh karena kebutuhan dan keterbatasan yang ia punya. Namun takdir justru seperti mempermainkan mereka. Dibalik pertemuan-pertemuan yang sudah mereka jalani, benih perasaan mulai tumbuh diantara kedua insan muda tersebut. Kota Bandung, dengan segala sudutnya itu mereka menampakkan segala sisi dengan kesan yang baik. Perjalanan dari jalan Asia-Afrika, ABC, Dago, atau lorong-lorong kecil menjadi bagian dari hubungan mereka yang semakin lama semakin dalam.

Namun, penulis justru menutup cerita ini dengan ironi yang manis namun sekaligus menyakitkan. Dibalik semua kehangatan Bandung yang mereka tinggalkan jejaknya, kota ini juga tidak lupa memberikan “oleh-oleh” khas yang tidak pernah dengan sengaja mereka cari. 
“Nikmati hidupmu di Bandung sebagaimana ketika kamu belum bertemu aku.” 
Bahwa sejatinya, oleh-oleh paling khas dari Kota Bandung adalah: patah hati. (Devi)

No comments