Masukkan iklan disini!

Mengenal Lebih Dekat Nurjazuli, Calon Dekan FKM Undip Periode 2019-2023

sumber: LPM PH
Kandidat dekan FKM lainnya juga datang dari Bagian Peminatan Kesehatan Lingkungan yaitu Dr. Nurzajuli, SKM, M.Kes.  Beliau kini menjabat sebagai Kepala Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan di FKM Universitas Diponegoro. Beliau sendiri pernah menempuh pendidikan di Akademi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi dan lulus pada tahun 1986. Setelah itu beliau melanjutkan studi S1 di FKM Universitas Diponegoro peminatan kesehatan lingkungan pada 1992 hingga 1994. Pada tahun 2001, beliau berhasil lulus S2 di Universitas Airlangga dengan mengambil konsentrasi Epidemiologi Lingkungan. Tak berhenti disitu, beliau juga mengambil S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Semarang dan berhasil lulus hanya dalam kurun waktu 3 tahun.
Nurjazuli yang merupakan sapaan akrabnya, sudah memiliki banyak pengalaman pekerjaan, diantaranya bekerja di Dinas Kesehatan kota Tegal selama 2 tahun dan kota Salatiga selama 6 tahun. Lalu pada tahun 1996, beliau mulai bergabung di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Pada 2003 beliau diberi amanah menjadi Sekretaris Program ekstensi. Kemudian pada 2006 beliau diangkat menjadi ketua program ekstensi. Selama itu pula beliau menjabat sebagai Staff Ahli Pembantu Dekan 1. Dua bulan setelah lulus dari S3, beliau diangkat menjadi sekretaris Program Studi S2 Kesehatan Lingkungan hingga tahun 2014. Kemudian pada awal 2015 hingga sekarang beliau mendapat amanah sebagai Ketua Program Studi S2 Kesehatan Lingkungan FKM Undip.
Motto hidup yang selalu beliau pegang teguh  yaitu “Hidup prinsipnya adalah membantu orang lain sesuai dengan kemampuan”, dan dari motto hidup itu pula beliau pernah menjabat sebagai ketua Dewan Redaksi Media Kesehatan Masyarakat Indonesia dimana pada saat itu Ia bekerja secara sukarela. Tahun 2012, Dr. Nurjazuli menggantikan posisi Dr. Onny sebagai Ketua Dewan Redaksi Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Dibawah kepemimpinannya juga jurnal kesehatan lingkungan FKM terakreditasi pada akhir 2017. Beralih pada tahun 2018, jurnal kesehatan lingkungan berhasil mendapatkan penghargaan jurnal terbaik nomor 2 di Universitas Diponegoro.
Selain pengalaman kerja beliau yang sangat banyak, beliau juga pernah mendapat penghargaan sebagai dosen teladan, dosen dengan publikasi jurnal sekitar 41 judul (dengan rincian 4 diantaranya merupakan artikel diskopus). Lalu pada tahun 2018 ini, jurnal dari Dr. Nurjazuli sudah masuk tahap produksi di Asian Journal of Epdemiology dan ada satu lagi jurnal yang sudah masuk ke Malaysian Journal of Public Health and Medicine. Tahun ini juga jurnal program studi yang beliau pimpin mendapat akreditasi A.
DrNujazuli menjelaskan bahwa awalnya alur pemilihan dekan ini terdapat seleksi administratif yang dilakukan oleh tim kepegawaian, dimana syaratnya, yaitu: jabatan harus Lektor Kepala, pendidikan terakhir merupakan S3, dan pernah memegang jabatan minimal Sekretaris program studi. Dalam tahap itu ada 12 dosen yang lolos seleksi, lalu mereka diberi surat kesediaan untuk maju sebagai calon dekan. Karena merasa sebagai alumni dari FKM Undip, beliau mempunyai keinginan untuk membangun FKM lebih baik, selain itu karna beliau sudah bergabung di FKM Undip sejak tahun 1996 maka beliau mempunyai cukup modal dalam memahami masalah akademis yang terjadi di lingkungan FKM Undip sendiri. Beliau tidak menganggap ini sebagai kompetisi maupun persaingan, namun beliau menganggap calon dekan yang lain sebagai mitra dimana yang terpilih kelak akan menjadi mitra dalam membangun FKM yang lebih baik.
 FKM sendiri sudah berdiri sebagai fakultas sejak 1995, jadi jangan hanya membuat visi tingkat nasional maupun Asia Tenggara saja. Kita harus membuat program kerja yang strategis dan harus berani berfikir out of the box.” Ungkap visi dan misi beliau yang ditemui pada Jumat (8/9/2018).
Beliau lebih memfokuskan pada perbaikan Sumber daya manusia (SDM) yang ada di FKM, dalam artian di FKM terjadi kesenjangan SDM dimana banyak di usia diatas 50 tahun  dan usia dibawah 40 tahun, sedangkan pada kelompok usia diantara 40 tahun hingga 50 tahun itu kosong. Hal itu yang ditakutkan apabila akan terjadi kekosongan sumber daya. Selanjutnya dalam sisi kualitas SDM masih ada beberapa aspek yang kurang. Lalu beliau juga menjelaskan bahwa produktivitas dosen merupakan salah satu hal terpenting, terutama masalah publikasi.
Pendekatan yang dilakukan oleh Dr.Nurjazuli kepada mahasiswa salah satunya melalui jurnal. Disini beliau lebih menekankan bahwa mahasiswa harus lebih mengacu pada hasil penelitian di jurnal karna jurnal lebih up to date dibanding dengan buku ajar.
Mahasiswa boleh kreatif, kami (fakultas) pun juga pasti memberi support namun konsekuensi biaya jangan semua dibebankan pada kami karna fakultas juga terbentur oleh aturan dari universitas dimana segala dana terkonsentrasi disana. Selain itu jika mahasiswa membuat suatu kegiatan mohon lebih jelas lagi indikatornya, terutama dalam bidang akademik. Jangan membuat acara yang tidak ada manfaatnya.” Pesan sekaligus penutup dari Dr.Nurjazuli. (Devi Kurnia)

No comments