Masukkan iklan disini!

Bakal Calon Rektor Beri Kepercayaan Majukan UNDIP

Photo : Sarah
Pemilihan rektor periode ini telah menuai banyak kendala. Bagaimana tidak setelah secara resmi Prof. M. Nasir (Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis), terpilih menjadi rektor Universitas Diponegoro  2015 – 2019 ternyata dipilih oleh Presiden Ir. Joko Widodo untuk mengemban amanat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Dengan begitu maka masa jabatan Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph. D pun diperpanjang. Dan kini setelah masa jabatan tersebut habis, Undip telah kembali memiliki lima bakal calon rektor yang akan menggantikan beliau.
Kamis (12/03) telah diadakan Debat Bakal Calon Rektor Universitas Diponegoro untuk periode 2015/2020. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Pengawalan dan Pemilihan Rektor Undip 2015. Debat ini berlagsung di Gedung Prof.Soedarto. Acara tersebut diselenggarakan oleh BEM Undip dan Ikatan Keluarga Alumni Undip. Acara yang berlangsung pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB dihadiri oleh berbagai mahasiswa dari beragam fakultas dan jurusan. Acara yang menghadirkan moderator sekaligus calon rektor Undip 2015. Berikut nama para calon rektor Undip 2015:
1.    Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno,M.Sc (FPIK)
2.    Prof. Dr. Mukh. Arifin (FPP)
3.    Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum (FH)
4.    Prof. Ocky Karna Radjasa, M.Sc (FPIK)
5.    Dr. Muhammad Nur, DEA (FSM)
Disaksikan puluhan mahasiswa yang hadir lima bakal calon Rektor Undip memaparkan visi dan misinya dalam memimpin Undip kedepan. Mayoritas dari kelima calon fokus dalam percepatan capaian Universitas Riset tahun 2020 dan Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH). Dr Muhammad Nur misalnya, bakal calon rektor dari fakultas sains dan matematika tersebut menjanjikan Undip akan mengalami proses percepatan dalam menempuh PTNBH. Sedangkan Prof Ocky Karna Rajasa lebih menekankan pada capaian Universitas Riset di tahun 2020. Lalu Prof Yos Johan Utama (Fakultas Hukum) menjanjikan akan menurunkan UKT (Uang Kuliah Tunggal). Dimana masih terdapat mahasiswa yang keberatan akan adanya UKT dan bahkan ada yang DO (drop out) dikarenakan tidak mampu membayar UKT.
Antusiasme para mahasiswa terlihat setiap kali para calon rektor selesai berbicara disambut dengan tepuk tangan meriah. Setiap calon para rektor diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan durasi sepanjang dua menit. Urutan giliran para rektor untuk menjawab pertanyaan diacak oleh moderator. Setiap sesi terdiri dari lima pertanyaan.
Sesi pertama para calon rektor menjawab pertanyaan yang dibacakan langsung oleh moderator. Para calon rektor menjawab dengan bersemangat dan upaya mereka dalam menjawab masing-masing pertanyaan sangat kreatif dan menunjukkan kemampuan mereka jika menjadi rektor Universitas Diponegoro dengan berbagai program yang mereka ingin wujudkan.
Sesi kedua yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diambil dengan undian. Undian diambil oleh moderator lalu dibacakannya. Para calon rektor dipilih secara acak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sesi ketiga menjawab pertanyaan yang berasal dari pertanyaan masing-masing calon rektor. Salah satu calon rektor diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaannya ke calon rektor lain dan sebaliknya. Semua calon rektor memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan adil.
Sesi terakhir dilakukan sesi tanya jawab dengan mahasiswa. Mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang bernama Arif bertanya tentang Kawasan Tidak Rokok dalam Universitas Diponegoro serta Uang Kuliah Tunggal yang sering menjadi masalah bagi para mahasiswa baru setiap tahunnya. Para calon rektor menjawab dengan berurutan mulai dari calon nomor urut satu bapak Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno,M.Sc  hingga ditutup dengan calon nomor lima, bapak Dr. Muhammad Nur, DEA. Upaya-upaya para calon rektor dalam menjawab pertanyaan semuanya mendapat respon positif dari para mahasiswa yang mengikuti acara debat tersebut.
Acara berakhir dengan selesainya sesi tanya jawab dengan mahasiswa. Pukul 12.30 acara ditutup dengan para calon rektor saling bergandeng tangan dan mengangkat tangan mereka ke udara sambil tersenyum. Menunjukkan sikap saling menghargai dan bersahabat. (Serisa Ifadatu/Dina Dwi/Vina)

No comments