Review Film Guardian of The Galaxy Vol. 3
Sumber: Disney+ Hotstar
Guardians
of The Galaxy Vol 3 menjadi film penutup perjalanan Guardians dari James Gunn. Sang
sutradara seakan menumpah ruahkan isi hatinya, seakan pindahnya ia ke ‘sebelah’
menjadi hal yang sangat memilukan bagi Marvel Universe. Hal ini dapat dilihat
dari konsistensi Gunn yang menitik beratkan film ini pada Peter Quill dkk.
Dibuka
dengan lagu Creep dari Radiohead, penonton sudah merasa emosional sejak awal.
Ditambah dengan Rocket yang bersenandung lagu tersebut membuat film ini jelas menjadi
akhir perjalanan yang akan membuat emosi naik turun bak rollercoaster. Terdapat
banyak momen kocak antara Mantis dengan Drax atau Nebula dengan Star-Lord yang
berhasil mengundang gelak tawa para audiens. Namun setelahnya, penonton
disuguhkan dengan masa lalu Rocket Racoon yang sangat mengenaskan sehingga
banyak dari mereka yang menitihkan air mata.
Chemistry
yang diciptakan oleh Guardians terlihat sangat alami. Mereka terlihat seperti
layaknya sebuah keluarga, bukan hanya rekan kerja. Adapun villain yang
diciptakan oleh sutradara, yaitu High Evolutionary. Gunn menciptakan karakter
villain sebagai seorang ilmuan yang kejam, penuh dengan obsesi, menginginkan
kesempurnaan, dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Chukwudi Iwuji sangat
berhasil membawakan peran karakter villain ini sebab penggemar Marvel banyak
yang bercuit di Twitter bahwa mereka sama sekali tidak merasa kasihan pada High
Evolutionary.
Nebula
menarik perhatian saya karena ia telah bertransformasi menjadi robot yang
humanis dan humoris. Semua tidak terjadi dengan begitu saja, banyak peristiwa
dan kejadian yang dilaluinya hingga terbentuklah karakter Nebula yang sekarang.
Tokoh lain seperti Star-Lord, Rocket, Gamora, Drax, Mantis, Groot, hingga
Kraglin bahkan Cosmo the Spacedog mendapat screen time masing-masing dalam
pertarungan yang membuat mereka bersinar dengan caranya masing-masing. Teefs,
Lylla, dan Floor dikisahkan sebagai tiga ekor hewan yang memiliki nasib sama
seperti Rocket juga menarik perhatian. Mereka mendukung jalan cerita dari masa
kelam Rocket yang baru diketahui di film ini. Karakter lainnya yang tidak kalah
menarik adalah Adam Warlock yang diperankan oleh Will Poulter. Adam Warlock
debut perdana dengan desain karakter serta visual yang tidak mengecewakan
membuatnya menjadi karakter yang cukup menjanjikan. Namun, sayang sekali tokoh
ini mendapat sedikit screen time.
Film yang rilis pada tanggal 3 Mei ini menjadi salah satu penutup trilogi terbaik di MCU. Bukan GOTG jika tidak diiringi dengan musik-musik era ’70-an, namun di GOTG Vol. 3 ini mereka menyelipkan lagu-lagu era 2000-an. James Gunn membuktikan bahwa GOTG memiliki daya pikat tersendiri melalui sentuhan-sentuhan unik dibanding dengan film-film MCU milik sutradara lainnya. (Haura)
Post a Comment