Masukkan iklan disini!

Kenali Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Penyakit TBC untuk Putus Mata Rantai Penularan!

Sumber : Freepik

Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberculosis sedunia. Sesuai namanya, hari tuberkulosis sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran global terkait epidemi TBC yang menjangkit banyak negara di dunia. Saat ini tuberkulosis masih menjadi salah satu masalah kesehatan penyebab kematian tertinggi baik di dunia maupun di Indonesia. Di Indonesia sendiri jumlah kasus kematian mencapai 93 ribu atau setara dengan 11 kematian per jam. 

Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menular melalui udara. Apabila penderita TB batuk atau bersin, maka kurang lebih sebanyak 3.000 kuman akan tersebar ke udara. Kuman tersebut akan berada dalam percikan dahak atau droplet yang kemudian akan mengenai orang-orang di sekelilingnya. Droplet tersebut akan masuk melalui mulut atau hidung, kemudian melewati saluran pernapasan bagian atas, bronkus, dan akhirnya mencapai alveoli paru-paru. Selain alveoli, Mycobacterium tuberculosis juga dapat masuk ke bagian tubuh lain seperti korteks serebri, tulang, ginjal, dan area lain paru-paru.

Risiko penyakit tuberculosis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

1. Umur

Prevalensi Tuberkulosis paru banyak terjadi pada usia dewasa, pra lansia, dan lansia. Pada usia dewasa, intensitas mobilitas dan interaksi sosial sangat tinggi karena tuntutan pekerjaan, organisasi, atau pendidikan sehingga meningkatkan kemungkinan penularan tuberculosis. Sementara pada usia pra lansia dan lansia memiliki pertahanan tubuh yang mulai lemah sehingga rentan terkena tuberculosis.

2. Jenis Kelamin

Sebagian besar penelitian menemukan bahwa risiko tuberculosis pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Hal tersebut dikarenakan mayoritas laki-laki memiliki pekerjaan yang berat, jarang berada di rumah, gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol.

3. Pekerjaan

Pekerjaan memungkinkan interaksi sosial yang tinggi dengan sesama rekan kerja dan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain yang dapat meningkatkan risiko paparan Mycobacterium tuberculosis.

4. Lingkungan

Kepadatan penduduk dan perpindahan penduduk berpengaruh positif pada penularan tuberculosis. Kepadatan penduduk menyebabkan peningkatan interaksi sosial dan sirkulasi udara yang buruk sehingga memungkinkan penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lingkungan yang lembab, pengap, dan suhu udara yang tinggi menjadi lingkungan yang memungkinkan bagi Mycobacterium tuberculosis untuk berkembang.

5. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi yang kurang baik membuat seseorang tidak mampu memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan lingkungan dan kehidupan yang layak.

6. Gizi dan Status Kesehatan

Kekurangan gizi dan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih mudah terserang tuberculosis.

Orang yang telah terpapar oleh Mycobacterium tuberculosis akan mengalami beberapa gejala, seperti batuk berdahak selama dua minggu atau lebih yang juga dapat disertai darah. Beberapa gejala lain adalah sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan, dada terasa nyeri, dan mudah lesu atau malaise. Apabila Tuberculosis menyerang organ di luar paru-paru, maka beberapa gejala yang mungkin muncul adalah pembengkakan kelenjar getah bening bila pada TBC kelenjar, kencing berdarah pada TBC ginjal, nyeri punggung pada TBC tulang belakang, sakit kepala dan kejang pada TBC di otak, serta sakit perut hebat pada TBC di usus.

Melalui website tb indonesia, dijelaskan bahwa pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase, yaitu fase intensif selama 2-3 bulan dan fase lanjutan selama 4 atau 7 bulan. Pada proses pengobatan TBC, penderita harus patuh untuk mengkonsumsi obat selama jangka waktu yang diberikan. Pada fase intensif, penderita diwajibkan untuk meminum obat setiap hari, sedangkan di fase lanjutan pasien hanya diwajibkan meminum obat tiga kali seminggu.

Upaya pencegahan penyakit Tuberkulosis yang dapat dimulai dengan pemberian imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) pada bayi berusia 2 bulan sudah menjadi keharusan bagi kita semua. Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah tuberkulosis yaitu:

1.  Menggunakan masker saat berada di area ramai dan berinteraksi dengan penderita TBC.

2.  Mencuci tangan setelah bepergian atau melakukan banyak kontak fisik.

3.  Menutup mulut saat bersin atau batuk.

4.  Tidak membuang dahak atau ludah sembarangan.

5.  Memastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik.

6.  Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat.

7.  Olahraga secara teratur.

8.  Mengonsumsi makanan bergizi.

9.  Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol


Selamat Hari Tuberculosis Sedunia. Saatnya Indonesia bebas TBC mulai dari saya! (Petrina & Yuninda)

Referensi

Anonim (Juni, 2021). Tahukah Kalian Tahap Pengobatan TBC. https://tbindonesia.or.id/tahukah-kalian-tahapan-pengobatan-tbc/

Mar’iyah, K., & Zulkarnain. (2021). Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis. In Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 88–92. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

Pittara. (Januari, 2022). TBC (Tuberkulosis). https://www.alodokter.com/tuberkulosis/gejala

Pralambang, S. D., & Setiawan, S. (2021). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis di Indonesia. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 2(1), 60. https://doi.org/10.51181/bikfokes.v2i1.4660

Pramono, J. S. (2021). Tinjauan Literatur: Faktor Risiko Peningkatan Angka Insidensi Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Pannmed, 16(1), 106–113. http://ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/article/view/1006

Rokom. (Maret, 2022). Tahun ini, Kemenkes Rencanakan Skrining TBC Besar-Besaran. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220322/4239560/tahun-ini-kemenkes-rencanakan-skrining-tbc-besar-besaran/

Sulistiawatti,D. (November,2022). Stop Tuberkulosis. https://yankes.kemkes. go.id/view_artikel/1767/stop#:~:text=Bagaimana%20Cara%20Pencegahan%20TB,sebelum%20bayi%20berusia%202%20bulan.

 

 

 


 


 

 

 

 

No comments