Masukkan iklan disini!

Seputar Munas XIII ISMKMI

Photo by : Riyan
Assalamualaikum wr wb!
Dua minggu lalu Munas XIII ISMKMI diselenggarakan oleh BEM STIKES Papua Sorong. Saya datang ke Papua Barat menumpang pesawat mewakili BEM FKM KM Undip. Seorang diri, tiga jam paranoid ketinggian.
Munas XIII ISMKMI dibuka Senin (11/2) dalam rangkaian Seminar dan Diskusi Nasional bertemakan “Status Quo Pendidikan Profesi Kesehatan Masyarakat”. Yang dihadirkan panitia sebagai narasumber antara lain adalah Prof. Alimin dekan FKM Unhas Makassar, Dr. Ridwan Thaha dari DPP IAKMI dan Estiningsih, SKM, MARS. Saya tulis terakhir dari PERSAKMI. Satu lagi pembicara adalah Nilna Rahmi Isna mahasiswa semester akhir prodi S1 IKM FK Unand Padang. Saya dan mungkin Anda mengenal Uni Nilna sebagai Sekjend 2011/2013 ISMKMI.
Seminar dan Diskusi Nasional yang juga menghadirkan pejabat-pejabat teras pemkot Sorong dan pemda Papua Barat, dibuka oleh paduan suara mahasiswa STIKES Papua Sorong. Kami berdiri memberi hormat menyanyikan Indonesia Raya dan Tanah Papua. Turut menjadi pembuka sebuah drama tari cantik yang menceritakan kehidupan masyarakat Papua sebelum mengenal Tuhan. Saya lantas mendapat jawaban mengapa Sorong kondang sebagai Kota Injil. Letaknya yang strategis di kawasan “kepala burung” menjadi pintu masuk pertama missionaris berkebangsaan Jerman ke tanah Papua.
Munas XIII ISMKMI sejatinya hanya berlangsung tiga hari efektif sejak Selasa (12/3) hingga Kamis (14/3). Rencana panitia dan peserta untuk memulai sidang pembuka Munas hari Senin petang terpaksa mundur karena kami mendapat undangan jamuan makan dari pemkot Sorong. Saya termasuk yang melahap ikan bakar, sup ikan, udang goreng kering dan kepiting. Kami dijamu makan oleh seorang dokter perempuan yang juga adalah wakil walikota Sorong di sebuah rumah makan kenamaan di tepi laut. Dari rumah makan tersebut, di balik jendela-jendela besar di lantai dua yang dibiarkan terbuka, saya melihat kerlip-kerlip lampu tiang kapal. Suatu hari saya benar-benar merintang ombak tiga meter selama empat jam dengan kapal dari pelabuhan rakyat Sorong ke distrik Waisai di kabupaten Raja Ampat.
Sidang pada akhirnya memang benar-benar dimulai hari Selasa (12/3). Selama sehari sejujurnya kami buang-buang waktu hanya untuk sidang pembuka dengan agenda pembahasan dan penetapan jadwal dan tata tertib Munas XIII ISMKMI. Baru pada malam harinya sidang-sidang umum Munas XIII ISMKMI secara resmi dibuka. Agenda sidang pertama adalah pembahasan dan penetapan perangkat-perangkat utama organisasi meliputi AD/ART, PTO, GBHO, Kriteria dan Mekanisme Pemilihan Sekjend dan Rekomendasi-Rekomendasi Munas XIII ISMKMI untuk kepengurusan seperiode menjelang. Sidang dilaksanakan dalam lima komisi menurut pembahasan-pembahasan sebagaimana saya sebutkan. Saya termasuk dalam komisi PTO dan menyepakati beberapa usulan.
PTO adalah singkatan dari Petunjuk Teknis Organisasi. Kedudukan PTO di bawah Ad/ART dan GBHO. GBHO sendiri singkatan Garis Besar Haluan Organisasi berkedudukan di bawah AD/ART. Kami di komisi PTO mengusulkan perubahan pada beberapa bab utamanya dalam hal administrasi. PTO sebelum revisi memuat tujuh bab dan kami mengusulkan empat bab tambahan. Dengan pertimbangan bahwa PTO tidak dapat diselesaikan satu kali sidang untuk ditetapkan dalam satu malam, kami merekomendasikan dibentuknya Tim Perumus PTO oleh Sekjend 2013/2015 terpilih. Usulan kami disepakati. Sidang menerima perubahan-perubahan dan menyepakati PTO baru akan ditetapkan dalam Rakernas VIII ISMKMI setelah Tim Perumus melakukan penyesuaian.
Sidang Komisi berakhir dalam pleno panjang dengan kesepakatan-kesepakatan bermakna menurut hemat saya. AD/ART mendapat porsi pembahasan yang sangat kritis, terbuka dan menyita waktu. Meskipun begitu perubahan-perubahan yang diusulkan peserta Munas XIII ISMKMI baru bisa menjadi kenyataan paling cepat pada Munas XIV ISMKMI karena pada Munas di Sorong tidak sampai dua per tiga dari total 53 anggota penuh ISMKMI yang ikut hadir. Sidang menyepakati dibentuk Tim Perumus AD/ART yang berkdudukan dan bertanggung jawab kepada Sekjend periode 2013/2015.
Pembahasan hasil-hasil sidang komisi tentang GBHO, Kriteria dan Mekanisme Pemilihan Sekjend dan Rekomendasi Munas XIII ISMKMI menetapkan perubahan beberapa substansi GBHO, menetapkan kriteria dan mekanisme pemilihan langsung Sekjend 2013/2015 dan Rekomendasi-rekomendasi. Mayoritas rekomendasi yang diusulkan adalah soal-soal tertib administrasi dan tata kelola organisasi. Hal-hal tersebut berhubungan dengan LPJ Sekjend 2011/2013 yang menyatakan bahwa ISMKMI organisasi tidak tertib administrasi sehingga menimbulkan penolakan oleh 1 dari total 21 institusi anggota penuh ISMKMI yang hadir Munas.
Sidang mengenai LPJ Sekjend 2011/2013 berlangsung sehari berselang. Sebelumnya, Munas XIII ISMKMI memperdengarkan terlebih dulu Laporan Kinerja dan Pengawasan Sekjend oleh Dewan Pengawas Nasional (DPN) 2011/2013 ISMKMI. Laporan Kinerja dan Pengawasan Sekjend oleh DPN mencatat pandangan-pandangan DPN yang menurut saya, teramat kritis. DPN memberikan pernyataan keras soal-soal Sekjend yang dianggap mencampuradukkan masalah pribadi ke dalam rumah tangga ISMKMI sehingga organisasi mengalami stagnasi meskipun tidak senantiasa. Meskipun melayangkan catatan kritis, DPN juga memuji Sekjend 2011/2013 ISMKMI yang sukses menahkodai ISMKMI untuk bangkit dari polemik dualisme.
DPN beranggotakan empat orang perwakilan empat wilayah ISMKMI. Saya mengenal keempat duta wilayah tersebut ketika bersua di Rakernas Jakarta meskipun yang berjumpa saya (kembali) di Munas Sorong hanya berjumlah dua –seorang Lafi Munira dari UAD Jogjakarta dan Fadly Kaimuddin dari Unhas Makassar. Sekjend dan DPN saya yakini memiliki hubungan di luar organisasi sebagai karib yang intim, terlihat dari bagaimana mereka berinteraksi selama di luar forum sidang. Namun demikian saya bisa mengerti mengapa DPN memberikan catatan kritis kepada kinerja Sekjend atas nama perangkat kerja ISMKMI. Dua jempol saya atas nama BEM FKM KM Undip untuk profesionalisme yang ditunjukkan masing-masing perangkat penting ISMKMI tersebut. Baik DPN maupun Sekjend sama-sama menunjukkan objektivitas dan profesionalitas. Laporan Kinerja dan Pengawasan Sekjend oleh DPN berakhir dengan pleno yang juga menetapkan status demisioner DPN 2011/2013. Saya merekam wajah lega dua orang mahasiswa tua yang yudisiumnya tertahan karena pengabdian kepada organisasi bernama ISMKMI. Sampai batas tersebut saya mengerti bagaimana pentingnya mereka untuk ISMKMI dan sebaliknya, ISMKMI untuk mereka.
Selanjutnya LPJ Sekjend justru berlangsung mulus. Tidak ada komentar sangat pedas mungkin karena Sekjend cukup terbuka dan mawas. Salah dikatakan salah, benar diletakkan pada tempatnya. Sebelum memberikan pandangan baik umum maupun khusus, peserta sidang bahkan diperbolehkan mengajukan pertanyaan, pernyataan dan permintaan menghadirkan perangkat organisasi di bawah Sekjend yang secara langsung terlibat dalam kinerja ISMKMI selama 2011/2013. Saya atas nama BEM FKM KM Undip memberi apresiasi dan menyatakan menerima LPJ Sekjend. Dari total 21 anggota penuh yang hadir, hanya satu konsituen Sekjend yang menolak LPJ Sekjend 2011/2013 ISMKMI. Sekali lagi profesionalitas dan objektivitas menemukan bentuknya yang paling nyata. Siapapun boleh menerima sebagaimana menolak adalah hak yang melekat. LPJ Sekjend 2011/2013 ISMKMI juga berujung pada pleno penetapan LPJ dan status demisioner Sekjend 2011/2013. Sudah dua hari sampai pada sebuah pagi hari Kamis (13/2) kami akhirnya menyelenggarakan pemilihan Sekjend ISMKMI untuk periode kepengurusan 2013/2015. Ada dua kandidat yang menyatakan mencalonkan diri. Mereka adalah Awal Ramanda Suminto mahasiswa Unsoed Purwokerto yang sampai pada detik pemilihan Sekjend adalah pengurus nasional direktorat Advokasi ISMKMI dan Andi Hendra Hidayat mahasiswa UVRI Makassar yang merupakan wakil koordinator wilayah 4 ISMKMI meliputi daerah Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara serta Papua dan Papua Barat.
Pemilihan pun berlangsung. Suara yang diperebutkan dua kandidat memang tidak sebanyak suara mahasiswa FKM Undip misalnya, tetapi justru menjadi sangat menentukan karena selisih sekecil apapun sudah pasti bermakna besar. Benar saja, sampai 21 anggota penuh selesai menggunakan hak pilihnya, Awal Ramanda Suminto terpilih menjadi Sekjend 2013/2015 ISMKMI dengan selisih hanya satu suara. Seisi ruangan bergemuruh memberi selamat dan tepuk tangan yang riuh kepada Sekjend 2013/2015 ISMKMI terpilih. Ia pun didapuk menyampaikan pidato.
Saya lupa isi pidato pertama Sekjend 2013/2015 tersebut. Sebatas yang saya ingat Sekjend terpilih menyerukan persatuan, konsolidasi internal dan eksternal serta peningkatan pencapaian organisasi ISMKMI. Saya menyaksikan sendiri bagaimana organisasi ini memang dibangun dengan pondasi persatuan dan kesatuan karena jeda tidak lama, Andi Hendra Hidayat menghampiri Awal Ramanda Suminto kemudian memberi ucapan selamat dan merangkulnya beberapa kali. Semua yang di dalam ruangan sontak bersorak riuh rendah. Sidang-sidang selanjutnya adalah pembahasan tuan rumah Munas XIV, Rakernas VIII dan penetapan status anggota penuh kepada anggota peninjau ISMKMI. Selepas menetapkan Sekjend definitif, sidang-sidang ISMKMI memang sekadar membahas soal-soal teknis. Meskipun demikian, kami nyatanya butuh waktu tambahan sehingga harus sampai melakukan sidang di distrik Waisai kabupaten Raja Ampat.
Pembahasan tuan rumah Munas XIV ISMKMI memang sempat memakan waktu, namun akhirnya diambil jalan voting untuk menentukan. STIKES Fort de Kock Sumbar dan USM Aceh berkeras masing-masing sanggup menjadi tuan rumah, tetapi keputusan forum berkehendak memberikan mandat USM Aceh lah untuk penyelenggaraan Munas berikutnya.
Pada agenda penetapan tuan rumah Rakernas VIII tidak ada pembahasan yang menyita waktu. Penetapan tuan rumah Rakernas VIII ISMKMI hanya berlangsung sekira tiga puluh menit dengan mekanisme voting. UMM Ternate dan saya, sebagai perwakilan Undip Semarang, mencalonkan diri. Saya memberikan pertimbangan bahwa FKM Undip Semarang adalah salah satu pendiri ISMKMI yang sudah satu dekade lebih tidak pernah menjadi tuan rumah kegiatan nasional ISMKMI. Letak geografis Semarang juga memenuhi unsur equity for all karena berada di tengah-tengah wilayah-wilayah ISMKMI.
Terpilihlah Undip Semarang menjadi tuan rumah Rakernas VIII ISMKMI. Saya pulang membawa pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi BEM FKM KM Undip dan segenap Keluarga Mahasiswa FKM Undip untuk menyelenggarakan kegiatan rutin ISMKMI tersebut bulan Mei mendatang.
Sidang terakhir mengenai penetapan status anggota penuh kepada lima anggota peninjau yang hadir berlangsung sangat cepat. Universitas Gorontalo, Universitas Muhammadiyah Palu, Unidayan Bau-Bau, STIKES Insan Unggul Surabaya dan Univet Solo ditetapkan menjadi anggota penuh ISMKMI melalui tiga kali ketukan palu sidang. Suasan riuh dan tepuk tangan mengudara.
Sampai Minggu (17/2) kami dipertemukan juga oleh Tuhan dengan perjalanan pulang merintang ombak tiga meter perairan Sorong-Raja Ampat. Saya mengingat Munas XIII ISMKMI di Sorong dengan tidak sampai dua per tiga anggota penuh hadir tetapi tetap bermakna besar. ISMKMI tahun ini telah mengalami sejarah yang tidak mudah, di tanah Papua.(Riyan Aprilatama)

No comments