Masukkan iklan disini!

Shoot Your Shot: Pelajaran dari Nam dan Shone dalam Film A Little Thing Called Love (2010)



Sumber: Binged.com

    Penikmat film romcom mungkin sudah tidak asing dengan film asal Thailand yang rilis satu setengah dekade lalu ini. Dibintangi Mario Maurer dan Pimchanok Luevisadpaibul alias Baifern, film berdurasi 118 menit ini menyuguhkan kisah klasik tentang anak SMA yang jatuh hati pada kakak kelas tampan dan populer di sekolahnya, kisah yang terdengar klise, tapi bakal bikin penontonnya ketagihan.

    Nam adalah anak perempuan yang sebenarnya cantik, hanya saja belum bisa berdandan dan belum glow up jadi orang-orang menganggapnya jelek. Sifatnya yang ceria dan berani harusnya jadi poin plus. Bersama sahabat-sahabatnya—Gaw, Aye, dan Pang—duduk di bangku taman sambil mengamati orang lalu-lalang sudah jadi rutinitas harian. Tujuannya sederhana dan sangat sederhana, yaitu mencari pangeran tampan. Sampai akhirnya Nam jatuh hati pada Shone, kakak kelas dengan titel cokiber alias cowok kita bersama. Visual mumpuni, jago main bola, soft spoken, suka membantu, dan baik hati sudah cukup jadi alasan. Apalagi setelah ia memberi setangkai mangga secara tak sengaja saat berpapasan dengan Nam di jalan. Cuma mangga, tapi efeknya luar biasa.

    Demi menarik perhatian Shone, Nam dan teman-temannya mencoba berbagai metode ampuh dari sebuah buku. Mulai dari pura-pura terkilir, memberi cokelat, ikut ekskul tari biar terkenal, sampai rajin menelepon dan mampir ke toko orang tua Shone. Hasilnya? Gagal total. Justru, ekskul drama yang awalnya tidak ia minati menjadi titik balik. Dari sanalah Nam berubah, ia belajar makeup, tampil sebagai putri di drama sekolah, dan perlahan jadi putri betulan di sekolahnya. Saat valentine Nam bahkan mengantongi setumpuk hadiah, termasuk setangkai bunga lengkap dengan akarnya dari Shone, meski katanya hanya titipan teman. Nam yang tadinya excited lalu berubah kecewa seketika.

    Masalah makin rumit saat Top, teman Shone, menyatakan perasaannya pada Nam. Salah paham pun terjadi. Nam yang sebenarnya tidak suka pada Top malah terseret dalam hubungan tidak jelas, ikut ke berbagai acara menemani Top, kehilangan waktu bersama teman-temannya, dan membuat hubungannya dengan Shone semakin canggung. Saat Nam akhirnya berani jujur pada perasaannya, semuanya sudah terlambat. Shone telah bersama Pin, teman lamanya sekaligus kakak kelas yang membantu Nam dalam berdandan.

    Di titik ini, Nam fokus mengejar prestasi akademik agar bisa ke luar negeri dan menyusul ayahnya, sementara Shone masuk akademi sepak bola untuk menebus kegagalan masa lalu ayahnya saat menjadi pesepak bola juga. Sebelum berpisah, Shone memberikan satu album foto berisi potret Nam yang diam-diam ia ambil selama beberapa waktu, berisi catatan-catatan kecil yang juga menunjukkan perasaan Shone yang sebenarnya menyukai Nam, jauh sebelum Nam berubah menjadi cantik dan populer, ia menyukai Nam karena tingkah lakunya yang unik bin ajaib. Beberapa tahun kemudian, Nam kembali ke Thailand sebagai fashion designer dan diundang ke acara televisi. Di sanalah ia kembali bertemu Shone, lengkap dengan sebuket bunga. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Nam pun sangat Nam, ia bertanya apakah Shone sudah menikah atau belum. Dan, tebak apa jawabannya?

    A Little Thing Called Love (2010) adalah film yang layak ditonton minimal sekali setahun. Ceritanya sederhana, penuh komedi, dan relate banget dengan fase remaja tentang naksir diam-diam, salah paham, dan keberanian yang seringnya datang terlambat. Kekompakan Nam dan geng-nya terasa hangat dan karakter pendukungnya yang terlanjur kocak akan membuat kita tertawa ngakak. Film ini dengan manis mengingatkan kita untuk shoot your shot aja alias buruan confess keburu disalip orang lain apalagi orangnya teman sendiri. Film ini juga menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah diri demi orang lain, melainkan demi diri sendiri. Karena, if he wanted to, ya, he would. (alvita)




No comments