Masukkan iklan disini!

Banjir Semarang: Ketika Pemerintah Hanya Muncul Saat Air Naik

 

sumber: tempo.co

Pemerintah Hadir Saat Banjir, Menghilang Saat Masalah Sebenarnya Mulai Muncul

Setiap kali air mulai menggenangi rumah warga, pemerintah datang dengan rombongan, meninjau lokasi, memberi instruksi, dan membagikan janji perbaikan. Namun jauh sebelum banjir terjadi, ketika pompa air bermasalah, saluran drainase rusak, pintu air tidak berfungsi, atau permukiman warga mulai terancam penurunan tanah, pemerintah seolah tidak menunjukkan urgensi yang sama. Banjir menjadi panggung yang selalu memanggil pejabat untuk hadir, sementara masalah-masalah lain yang sesungguhnya menjadi akar bencana justru tidak ditangani dengan keseriusan yang sejajar. Warga pun mulai mempertanyakan pola ini mengapa pemerintah hanya muncul saat air sudah naik, padahal kelalaian justru terjadi ketika masalah mulai tumbuh? Ketika peringatan dini diabaikan dan tindakan baru muncul setelah banjir menenggelamkan rumah, maka yang tenggelam bukan hanya kota, tetapi juga rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah.

Banjir Jadi Sorotan, Namun Persoalan yang Lebih Besar Dibiarkan

Banjir di Semarang bukan satu-satunya persoalan yang menghantui kehidupan warga. Di balik genangan, ada masalah lain yang selama ini kurang disentuh akses air bersih yang terbatas di wilayah rendah, jalan rusak dan berlubang, sampah menumpuk di pemukiman, kualitas lingkungan yang menurun, hingga biaya hidup yang semakin berat. Tetapi perhatian besar pemerintah seolah hanya tertuju pada isu banjir, karena dianggap sebagai bencana yang paling cepat menjadi headline. Padahal pakar dari Undip telah berkali-kali mengingatkan bahwa penanganan banjir harus menyentuh persoalan lingkungan, tata ruang, hingga kondisi sosial warga. Selama pemerintah memusatkan fokus hanya pada genangan air tanpa memperbaiki akar penyakitnya, maka Semarang tidak hanya akan terus banjir, tetapi juga gagal membangun kota yang sehat, aman, dan berkelanjutan bagi seluruh warganya.

Peninjauan Lapangan Tanpa Perubahan Nyata: Seremonial yang Berulang Setiap Tahun

Kunjungan pejabat ketika banjir bukan hal baru. Setiap tahun, gambar-gambar peninjauan kembali beredar sepatu boots, rombongan besar, laporan singkat, dan janji yang diulangi. Namun setelah air surut, warga kembali dibiarkan menghadapi kenyataan yang sama pompa yang belum diperbaiki, saluran yang masih tersumbat, dan wilayah langganan banjir yang tidak pernah dibuatkan solusi permanen. Bahkan aspirasi warga tentang isu lain seperti sanitasi buruk, tumpukan sampah, dan infrastruktur jalan yang memprihatinkan tidak mendapatkan respons dengan tingkat kecepatan yang sama. DPRD Jateng pun sempat menyinggung bahwa penanganan banjir tak boleh berhenti pada peninjauan seremonial. Selama tindakan pemerintah hanya muncul saat banjir viral, bukan sejak masalah kecil muncul, maka penanganan yang diberikan tidak lebih dari rutinitas tahunan yang tidak pernah benar-benar menyelesaikan apapun.  

Kepercayaan Warga Terkikis Karena Pemerintah Hanya Responsif Saat Kamera Menyala

Yang membuat warga semakin jenuh bukan hanya banjir yang berulang, tetapi sikap pemerintah yang hanya tampak aktif ketika musibah sudah terjadi. Saat air naik, semua pihak sibuk turun; namun ketika warga mengeluh soal air bersih yang mahal, jalan rusak yang dibiarkan lama, atau pemukiman yang rawan longsor, pemerintah tidak menunjukkan kecepatan yang sama. Pola respons seperti ini menimbulkan kesan bahwa prioritas pemerintah bukanlah kebutuhan warga secara menyeluruh, melainkan sekadar isu yang mudah dilihat publik. Dan ketika perhatian hanya muncul saat bencana terjadi, rakyat pun menyimpulkan bahwa pemerintah lebih peduli pada momen penanganannya, bukan pada pencegahan yang menyelamatkan. Banjir merendam rumah, tetapi sikap seperti ini merendam kepercayaan sampai kapan warga harus menunggu pemerintah yang hadir bukan hanya saat air naik, tetapi juga saat masalah lain meminta kehadiran yang sama pentingnya?

HIDUP MAHASISWA! 

HIDUP RAKYAT INDONESIA! 

HIDUP PEREMPUAN YANG MELAWAN!


Referensi:

  1. https://www.bnpb.go.id/berita/bnpb-urai-akar-masalah-banjir-semarang-dari-genangan-menuju-tindakan-nyata

  2. https://rejogja.republika.co.id/berita/t4upvo282/sudah-sepekan-semarang-kebanjiran-39-ribu-warga-terdampak?

  3. https://www.inews.id/news/nasional/banjir-rendam-semarang-hingga-38180-jiwa-terdampak-jalan-kaligawe-lumpuh?


No comments