Masukkan iklan disini!

Press Release: Uji Kandungan Boraks pada Seblak

Photo: PIRC FKM Undip
FKM Undip-Senin, 14 Maret 2016, UPK PIRC FKM Undip melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu Riset Almamater  Satu. Pada riset almamater satu PIRC FKM Undip menjadikan seblak sebagai objek penelitian dengan topik kandungan boraks pada seblak. Uji Laboratorium dilaksanakan oleh divisi riset PIRC dan anggota PIRC lainnya. Penelitian yang diadakan di Laboratorium Gizi FKM ini diikuti oleh 25 anggota PIRC yang didelegasikan dari setiap divisi. Penelitian di laboratorium merupakan suatu hal yang baru bagi PIRC FKM Undip, mengingat pada tahun sebelumnya PIRC FKM Undip melakukan penelitian mengenai isu-isu kesehatan di kalangan mahasiswa hanya dengan metode kuisioner.
Penelitian tentang kandungan borak pada seblak ini tentu menjadi daya tarik mahasiswa FKM. Pasalnya seblak merupakan makanan yang tidak asing lagi bagi mahasiswa terutama yang berada di wilayah  Tembalang. Penelitian ini dilakukan mengingat banyak bahan makanan yang beredar sekarang mengandung beberapa zat yang tidak boleh dikosumsi, apalagi bila dikonsumsi dalam jangka panjang akan mengganggu kesehatan manusia.
Penelitian kandungan boraks pada seblak ini dilaksanakan dalam dua termin. Termin pertama berlangsung dari pukul 07.00 s/d selesai. Dan dilanjut termin yang kedua yang dimulai pukul 14.00 s/d selesai. Sampel penelitian diambil dari lima pedagang seblak yang berbeda yang berada di wilayah Tembalang. Penelitian boraks ini merupakan penelitian kualitatif karena tidak mengukur berapa banyak kandungan boraks didalamnya melainkan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya boraks dalam seblak tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Nyala. Penelitian dengan metode nyala api dimulai dengan menghaluskan seblak, dilanjutkan dengan menimbang seblak seberat 5 gram dan kemudian memasukkannya ke dalam oven selama kurang lebih 2 jam. Dilanjutkan dengan memasukannya ke dalam tanur yaitu pengabuan seblak yang telah di oven. Kemudian, setelah dari tanur di masukkan ke pendingin aggar kadar airnya tetap. Setelah itu, meneteskan H2SO4 dan metanol dengan perbandingan 2:1. Dan di bakar dengan korek api. Apabila warna apinya hijau menunjukka ada kandungan boraks di dalam seblak, namun sebaiknya jika warna apinya selain hijau berarti tidak ada kandungan boraks di dalamnya.
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari 5 sampel yang diambil nyala api tidak berwarna hijau, ini berarti bahwa di dalam seblak tersebut tidak mengandung boraks sehingga aman untuk dikonsumsi oleh mahasiswa.(Apriliani Ismi Fauziah)

No comments