Masukkan iklan disini!

Zakat : ‘Sehat dan Menyehatkan’






“Jagalah hartamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah cobaan dengan doa” [HR.Abu Hurairah]
Zakat merupakan kata yang sudah tak asing lagi di telinga terlebih di kalangan masyarkat muslim seperti di Indonesia ini. Perintah untuk berzakat bersanding dengan perintah shalat dalam Al Qur’an, hal ini menandakan pentingnya berzakat sebanding dengan pentingnya shalat. Ibadah Maliyah yang wajib yaitu zakat sebesar minimal 2,5 %. Hukum zakat wajib bagi setiap muslim yang telah mampu karena zakat merupakan harta orang lain yang Allah SWT titipkan pada harta kita. Zakat tak hanya ibadah yang berhubungan dengan Allah SWT, namun zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi sosial.
Jika selama ini kita mengenal istilah ‘warga bijak, taat bayar pajak’ maka dalam agama Islam pun bisa mendapatkan idiom serupa. “Muslim bijak, taat bayar zakat”. Zakat fitrah dan zakat mal memiliki manfaat yang hampir sama dengan pembayaran pajak kepada negara. Proses pembayaran pajak dan zakat memiliki kemiripan. Bila pajak dibayarkan melalui Kantor Pembayaran Pajak (KPP) Pratama setempat, maka zakat dibayarkan kepada amil zakat maupun BAZIS (Badan Amal Zakat, Infaq, dan Sadaqah) yang memiliki tugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq, dan sadaqah dari orang-orang Islam yang sudah wajib mengeluarkannya. Kemudian lembaga penyalur zakat akan memberikan zakat tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Sangat mengherankan bila masyarakat muslim saat ini lebih memperhatikan pembayaran pajak negara daripada zakat. Padahal zakat merupakan salah satu rukun Islam dan pelanggaran terhadap perintah zakat akan menuai azab dari Allah SWT.  Zakat memiliki dimensi sosial bagi terciptanya kesejahteraan umat muslim. Berzakat mengajarkan kita arti untuk peduli kepada sesama yang kekurangan. Dengan berzakat kita dapat ikut berkontribusi terhadap permasalahan ekonomi dan juga sosial. Namun tahukah Anda? Jika berzakat juga bisa menyebabkan seseorang jadi sehat lho, berikut penjelasannya.
Zakat dalam arti sederhana yaitu pemberian dari orang yang mampu (muzaki) kepada orang yang kurang mampu atau membutuhkan (mustahik). Coba perhatikan aturan pembagian zakat, dimana zakat harus segera diberikan kepada para mustahik dan tidak boleh ditahan berlama-lama di tangan amil zakat, hal ini untuk memenuhi kebutuhan umat yang bersifat emergency, menjamin keberlangsungn hidup sesama manusia dalam jangka pendek, agar tak ada yang kelaparan, semua perut pun kenyang sehingga tidak ada yang terpaksa nekat mencuri dari saudaranya karena kelaparan, lebih jauh lagi agar tidak terjadi kesenjangan dan kekacauan sosial. Dari saling memberi itulah kesehatan bisa diperoleh, karena memberi adalah salah satu kunci kebahagiaan.
Zakat juga menjauhkan diri dari penyakit jiwa, karena aspek pemurah yang dimiliki seseorang menjauhkan manusia dari sifat pelit dan serakah. Bahkan zakat mampu menjadikan sistem imun pada tubuh, karena perasaan bahagia usai memberi ternyata berpengaruh terhadap imun tubuh. Satu lagi alasannya kenapa orang yang berzakat akan merasa lebih sehat, karena secara langsung ataupun tidak orang yang berzakat tersebut didoakan oleh mustahik atas keberkahan rezeki serta kesehatan.
Dalam QS. At Taubah : 103, Allah SWT berfirman : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dari ayat tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa zakat dapat memberi ketentraman jiwa. Jika jiwa tenang maka InsyaAllah fisik akan sehat. Jadi dengan demikian zakat itu sehat dan menyehatkan. Saya sebagai generasi muda dan sebagai penerima Beasiswa Sarjana Muamalat juga harus bisa hidup dengan seimbang bukan hanya memperhatikan kebutuhan duniawi saja, tetapi juga kebutuhan akhirat. Jika membayar pajak jutaan rupiah mampu dilakukan, seharusnya membayar zakat fitrah akan lebih mudah ditunaikan. Jangan sampai ditunda lagi, yuk terus berbagi dan memberi.
Penulis Indah Yuniarti

No comments