Masukkan iklan disini!

Berkarya Tanpa Suara: Review Buku Dunia Sunyi

 

Sumber: goodreads.com

    Pernah nggak terpikirkan orang tunarungu bisa main musik? Mungkin bagi sebagian orang hal itu nggak mungkin terjadi, yaa. Dengar suara aja nggak bisa, gimana mau main musik? Begitulah kira-kira pendapat orang pada umumnya. Namun, Achi TM menulis sebuah novel berjudul Dunia Sunyi yang mematahkan persepsi orang-orang tentang ketidakmampuan tunarungu dalam bermain musik. Novel Dunia Sunyi ini menceritakan kisah perjalanan seorang tunarungu yang menekuni dunia musik dengan keterbatasan pendengarannya. Terlihat menarik bukan??

     Dunia Sunyi menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Wulan yang terlahir sebagai anak tunarungu. Nasib Wulan cukup malang karena sejak kecil sudah ditinggal pergi oleh Pak Darmo, Bapak Wulan, yang merasa tidak terima jika anaknya tunarungu. Wulan dibesarkan oleh ibunya yang bernama Bu Sulis yang sangat tekun, telaten, dan sabar dalam merawatnya. Kelahiran Wulan sebagai anak tunarungu banyak mendapat penolakan dari keluarganya, apalagi Wulan berasal dari keluarga musisi. Ayah dan Kakek Wulan adalah pemain drum, tentu mereka  berharap Wulan juga bisa menjadi pemain drum.

      Wulan tumbuh menjadi anak yang pintar, sopan, dan berbakat. Dia tidak pernah putus asa dan selalu berusaha yang terbaik dengan segala keterbatasannya. Berkat usaha Bu Sulis, Wulan dapat berkomunikasi dengan normal meski suaranya kecil. Wulan juga bisa bermain drum meski telinganya tidak bisa mendengar hasil ketukan drumnya. Dia awalnya belajar drum dengan meniru gerakan orang lain yang sedang bermain drum, hingga dia bertemu dengan Pak Agung yang rela mengajarinya bermain drum secara cuma-cuma. Berkat Pak Agung, Wulan dapat membaca partitur musik dan bermain drum dengan ketukan yang lebih teratur, tidak asal-asalan lagi. Perjalanan Wulan dalam menekuni musik ternyata juga membawanya dalam suatu akhir yang bahagia, Wulan bisa kembali merasakan keluarganya yang utuh.

           Novel Dunia Sunyi menjadi suatu cerita yang cukup menginspirasi, terutama bagi mereka yang lahir dengan keterbatasan. Novel ini tergolong ringan untuk dibaca, alur ceritanya pun cepat, tidak berbelit-belit, dan jumlah halamannya kurang dari 200 sehingga bisa dibaca sekali duduk. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami dengan narasi yang disusun dengan unsur kekeluargaan menambah kehangatan hati ketika membaca novel ini. Namun, memang ada beberapa bagian cerita yang terasa naif karena keluguan dari karakter tokoh cerita. 

              Novel Dunia Sunyi ini bukan hanya tentang anak tunarungu, melainkan juga tentang perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, kekeluargaan, dan persahabatan. Novel ini mengajarkan bahwa semua orang bisa berkarya dengan kondisi apapun mereka lahir. Tidak ada yang tidak mungkin apabila kita mau berusaha. Keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berkembang dan menjadi bintang dalam hidup kita. Bagi pembaca yang mungkin sedang mengalami demotivasi, coba sekali saja baca novel Dunia Sunyi untuk temukan motivasi dan semangatnya kembali! (Safira)

No comments