Masukkan iklan disini!

Sulitnya Mengubah Bentuk Badan


Berat badan merupakan parameter yang dapat memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan yang ideal dianggap paling tepat dan menjamin umur panjang. Oleh karena itu, memiliki berat badan yang ideal adalah impian semua orang. Secara umum orang biasanya menilai tubuh sehat ideal, dilihat dari postur tubuh, sikap dan  tutur kata serta interaksi  orang tersebut dengan orang lain. Menurut medis sendiri, pengertian tubuh ideal mencakup hal yang lebih luas, yang tidak cukup hanya penilaian secara lahiriah, tetapi memerlukan pemeriksaan medis  meliputi pemeriksaan antropometri, fisiologi, biokimia dan patologi anatomi. Berdasarkan penelitian, hanya 5-10 persen orang yang mampu mempertahankan berat badan idealnya. Untuk mencapai berat yang ideal tersebut memanglah sulit karena disebabkan oleh beberapa faktor.
          Faktor pertama, yaitu pola makan. Pada orang kurus yang sulit untuk meningkatkan berat badan, kemungkinan besar pola makannya telah terjaga namun kalori yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan metabolisme masih kurang. Kebiasan pola makan pada masyarakat perkotaan juga mempengaruhi. Makanan cepat saji yang tinggi kalori, lemak dan rendah serat memicu sulitnya penurunan berat badan yang ideal. Berat badan yang susah diubah bukan hanya disebabkan oleh pola makan saja tetapi juga karena aktivitas fisik sehari-hari. Aktivitas yang kurang banyak membuat badan kurang bergerak. Faktor ini juga didukung oleh kemajuan teknologi yang membuat manusia efektif dalam bekerja. Begitu juga kegiatan yang padat tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup sehingga sulit menaikkan berat badannya.
Gangguan emosional seperti merasa cemas, sedih, kecewa atau tertekan membuat seseorang cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan tidak menyenangkan tersebut. Semakin banyak rasa stress yang ditanggung, perilaku makan sulit untuk dikontrol sehingga sulit untuk mengubah maupun mempertahankan berat badan. Berat badan seseorang juga diturunkan dari generasi sebelumnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya mengapa kita sering menjumpai orang tua yang gemuk memiliki anak-anak yang gemuk, begitu juga dengan orang tua yang kurus. Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada yang bayi selama didalam kandungan.
Sulitnya mengubah berat badan juga dipengaruhi hormon yang bernama Depo Medroxy Progetseron acetat (DMPA). Menurut para ahli DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya. Hipotalamus adalah sistem pengontrol yang terletak di otak untuk mengatur perilaku makan. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas sebagai pusat pemberi perasaan kenyang. Dari hasil suatu penelitian diadapat bahwa jika HL rusak atau hancur maka individu menolak untuk makan atau minum. Sedangkan kerusakan pada bagian HVM akan membuat seseorang menjadi rakus dan kegemukan.
Perubahan berat badan dapat dilakukan dengan aman tanpa obat dan cara yang ekstrim lainnya. Misalnya untuk meningkatkan berat badan, porsi makan harus selalu ditingkatkan sebanding dengan aktivitas yang dijalani. Selain itu konsumsi karbohidrat maupun sumber energi lainnya ditingkatkan dan diimbangi dengan rajin mengkonsumsi air putih. Untuk menurunkan berat badan, bisa dilakukan dengan Intermittent Fasting  atau berpuasa yang dikombinasikan dengan makanan cair dan rendah kalori merupakan strategi yang efektif untuk membantu wanita obesitas menurunkan berat badan. Selain itu, diet dengan teknik ini bermanfaat juga untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit jantung koroner. Diet lain yang bisa dilakukan yaitu dengan olahraga secara teratur dan mengkonsumsi air putih. (Yolanda Indah S)

Sumber :
Mulyasari, Indri. Muis, S. Fatimah, Kartini, Apoina. 2015. Pengaruh asupan air putih terhadap berat badan, indeks massa tubuh, dan persen lemak tubuh pada remaja putri yang mengalami gizi lebih. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942).

No comments