Masukkan iklan disini!

Apa itu Survei Elektabilitas?


Dalam rangka melakukan pengawalan terhadap PEMILTAS, LPM Publica Health akan melakukan survei elektabilitas calon ketua BEM FKM Undip 2018 mulai hari Rabu, 20 September 2017. Survei ini akan dilakukan dengan melibatkan responden dari mahasiswa FKM Undip angkatan 2014, 2015, 2016, dan 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner. Kandidat yang akan menjadi bakal calon ketua BEM FKM Undip didasarkan pada mahasiswa FKM angkatan 2015 yang telah/ sedang mengikuti LKMM Madya.
Sebelum mengisi survei elektabilitas, kita perlu mengetahui apa sih itu survei elektabilitas, bagaimana urgensinya, lalu tujuannya apa? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut. Simak FAQ berikut:

1. Apa itu survei elektabilitas?
Jawab :
Elektabilitas sendiri berasal dari bahasa Inggris electability yang artinya keterpilihan. “Electability is defined as whether or not a candidate has the “goods” needed to win the candidacy and to then be elected” (Source: Robert W. Watson - White House Studies Compendium Vol 5). Jadi, dapat diketahui bahwa elektabilitas merupakan kapabilitas yang dimiliki oleh kandidat untuk dapat terpilih. Survei elektabilitas adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui elektabilitas dari kandidat.

2. Bagaimana urgensi survei elektabilitas?
Jawab :
Urgensi survei elektabilitas menunjukkan ukuran seberapa tinggi tingkat keterpilihan kandidat dalam pemilihan, menjelaskan seberapa jauh pemilih menerima kandidat sebagai calon pemimpin, elektabilitas mewakili harapan para pemilih

3. Contoh survei elektabilitas yang sudah dilakukan di Indonesia :
Jawab :
Lembaga Media Survei Nasional (Median) merilis survei Pilkada Provinsi Kalimantan Barat yang bakal digelar pada 2018. Terdapat sejumlah nama kepala daerah di Kalbar yang diprediksi bakal unggul di tingkat provinsi. Hasilnya, elektabilitas H Sutarmidji unggul dengan 29% dan disusul Karolin Margret Natasya dengan 15,3%. Ria Norsan menyusul dengan 7,3%, Milton Crosby 4%, dan Adrianus Asia Sidot 2,7%. Masih ada 36,3% responden yang belum menentukan pilihan.
Median lalu kembali menguji elektabilitas 5 tokoh. Hasilnya elektabilitas Sutarmidji 33,3%, Karolin Margret Natasya 18%, Ria Norsan 7,3%, Adrianus Asia Sidot 3,3%, dan Suryadman Gidot 2,7%. Dari simulasi 3 tokoh, didapat hasil elektabilitas Sutarmidji 37%, Karolin Margret Natasya 20%, Suryadman Gidot 4%.
Sumber: detik.com
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga menyampaikan hasil survei terkait elektabilitas pasangan cagub-cawagub DKI, pada Kamis (13/4/2017). Menurut LSI, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas sebesar 42,7 persen dan pasangan Anies-Sandi sebesar 51,4 persen. Total responden dalam survei LSI adalah 440 orang responden dan dilaksanakan pada 7-9 April 2017 dengan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 4,8 persen.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei pada Rabu (12/4/2017). Hasil survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, sebesar 46,9 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 47,9 persen. Adapun 5,2 persen responden menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab. Survei tersebut digelar pada 31 Maret-5 April 2017. Metode penelitian menggunakan stratified systematic random sampling dengan margin of error 4,7 persen. Dari 800 orang, hanya 446 responden yang bisa diwawancara.
Sumber: megapolitan.kompas.com       

Survei ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Nama-nama tokoh (Kandidat)
2. Peta/sebaran dukungan dan preferensi pemilih terhadap kandidat

No comments