Masukkan iklan disini!

Kampanye Cegah DBD di Tembalang

Photo: PH
          Kasus DBD yang tinggi di Kota Semarang terutama Kecamatan Tembalang menjadi momok masalah kesehatan yang tak kunjung usai. Rendahnya kepedulian masyarakat tentang pencegahan DBD membuat Puskesmas Rowosari berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang menggelar Kampanye Cegah DBD pada Selasa (20/09) bertempat di sekitar Masjid Kampus Universitas Diponegoro.
          “Diadakannya kampanye ini dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kasus DBD. Seperti kita ketahui bersama, bahwa kasus DBD di Tembalang merupakan nomer 1 se-Kota Semarang. Kasus DBD di Tembalang sampai saat ini sudah mencapai angka 294 kasus dan 4 orang meninggal. Harapannya, seluruh warga seluruh Tembalang dan Semarang dapat tergerak melakukan 3M+ untuk menurunkan DBD, bahkan kalau bisa dinolkan,” ujar Heri Wibowo, Kepala Puskesmas Rowosari dalam sesi wawancara saat kampanye berlangsung.
          Selain kampanye, pihaknya telah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencegah dan menanggulangi kasus DBD tersebut dengan penyuluhan ke RT dan RW dan pemantauan jentik bersama dengan lurah, camat dan kader. “Di kelurahan Tembalang yang paling tinggi kasus DBD yaitu RW 02 dan RW 03. Saat ini sudah tercatat 28 penderita dengan incidence rate 445. Uji jentik yang saya lakukan kemarin dengan Pak lurah dan Pak Camat pada 20 rumah di RW 01, ditemukan 7 rumah positif dan  6 diantaranya adalah kos-kosan,” ungkap Heri.
          Kepedulian warga khususnya mahasiswa yang rendah terhadap kebersihan bak mandi menjadi penyebab adanya jentik nyamuk. Sehingga, mahasiswa berkontribusi tinggi dalam peningkatan angka kasus DBD di Tembalang.  “Pola yang bagus adalah kamar mandi kering, yaitu menggunakan ember. Namun, karena kurangnya kepedulian mahasiswa untuk membersihkan ember itu sendiri maka tetap ditemukan jentik. Salah satu pengendalian jentik bisa dilakukan dengan pemberian kasa pada kran agar jentik tidak turun ke bak mandi,” tambah Heri.
          Aksi kampanye tersebut tidak hanya sekali saja dilakukan, aksi yang bertujuan untuk menyapa langsung masyarakat nantinya akan berlanjut di depan SPBU Kedung Mundu sehingga dapat mengingatkan masyarakat akan pentingnya 3M+. “Kemudian secara rutin akan diadakan penyuluhan oleh adik-adik Dinkes karena punya target untuk melakukan penyuluhan dan pemantauan jentik. Harapannya sekarang tinggal kesadaran masyarakat untuk mau melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang sampai sekarang cakupannya masih belum mencapai 95%,” ungkap Heri.

          Kampanye tersebut diharapkan dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pencegahan dan penanggulangan DBD dengan melakukan PSN, serta dapat memperbaiki kondisi kasus DBD di wilayah masing-masing. (Heni Purnamasari)

No comments