Masukkan iklan disini!

Menggali Dampak Buruk Konsumsi Tembakau

 


                                                                Sumber : Detikcom

Tembakau sebagai salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan masyarakat luas dalam bentuk rokok mengandung beberapa kandungan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa kandungan kimia yang berbahaya di dalam rokok antara lain:

  1. Karbonmonoksida dapat menurunkan fungsi otoot dan jantung
  2. Nikotin dapat menyebabkan kecanduan, peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasanTar dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema, diabetes, dan gangguan kesuburan
  3. Hidrogen sianida dapat menyebabkan seseorang kelelahan, sakit kepala hingga kehilangan kesadaran
  4. Benzena sebagai residu pembakaran rokok dapay menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang
  5. Arsenik dapat meningkatkan risiko kanker kulit, paru-paru, saluran kemih, ginjal, dan hati
  6. Kadmium dalam asap rokok dapat menyebabkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru
  7. Amonia dapat menyebabkan sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan prevalensi penggunaan tembakau yang tergolong tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, sebanyak 62,9% laki-laki dan 4,8% perempuan berusia 15 tahun ke atas menggunakan tembakau. Hingga kini, tren konsumsi tembakau tidak hanya terjadi pada penduduk usia dewasa, tetapi juga merambah pada kelompok anak dan remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya lonjakan jumlah prevalensi merokok kelompok usia 10-19 tahun dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1% di tahun 2018. Tingginya prevalensi konsumsi tembakau berdampak pada besarnya tingkat kematian akibat Penyakit Tidak Menular yang salah satu faktor risikonya adalah merokok.

Penggunaan tembakau pada kenyataannya tidak hanya berdampak negatif pada kualitas kesehatan penduduk, tetapi juga mempengaruhi aspek lain, seperti pembangunan dan perekonomian nasional. Dilihat dari sisi kesehatan, sudah tidak diragukan lagi bahwa tembakau turut menyumbang kemunculan penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit saluran pernapasan, dan gangguan kehamilan. Apabila ditelusuri lebih lanjut, konsumsi tembakau dapat menyebabkan kematian yang juga termasuk didalamnya kematian premature dimana hal ini bukan hanya berpengaruh terhadap individu yang mengonsumsi tembakau, tetapi juga menyangkut kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan. Apabila ditengok dari sisi perekonomian, penggunaan tembakau dapat menjadi beban biaya tersendiri yang ditanggung negara melalui program Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kasus penyakit akibat konsumsi tembakau seperti kanker dan penyakit kronik lainnya akan meningkatkan jumlah klaim JKN yang dibuktikan dengan peningkatan total biaya pengeluaran untuk penyakit akibat konsumsi tembakau dari Rp9,9 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp18,9 triliun di tahun 2018. Secara lebih luas, peningkatan prevalensi konsumsi tembakau dapat berpengaruh pada jumlah produktivitas manusia di usia produktif yang pada akhirnya berimbas pada tingkat kesejahteraan dan pembangunan negara.

Apabila menelusuri jumlah prevalensi penggunaan tembakau yang terus meningkat diiringi dengan berbagai dampak negatif dari konsumsi tembakau itu sendiri, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita semua terutama muda-mudi bangsa untuk mulai menggalakkan upaya dalam rangka meminimalisir penggunaan tembakau di kalangan masyarakat. Mari kita bersama-sama mendukung dan mengembangkan program-program pemerintah yang sudah dicanangkan untuk menekan angka konsumsi tembakau demi kesejahteraan bangsa Indonesia di seluruh aspek.

Sumber: 

Tim Promkes RSST. (2022). Kandungan Rokok yang Berbahaya Bagi Kesehatan, diakses melalui yankes.kemkes.go.id

TCSC-IAKMI. (2020). Atlas Tembakau Indonesia 2020. TCSC-IAKMI: Jakarta Pusat

WHO. (2020). Menaikkan Cukai dan harga Produk Tembakau untuk Indonesia Sehat dan Sejaahtera. Lisensi: CC BY-NC-SA 3.0 IGO

No comments