Masukkan iklan disini!

“Jurassic Park”, Benarkah Mimpi Buruk Komodo?

 




Sumber : Google 

Pembangunan di kawasan Taman Nasional Komodo mendatangkan banyak pendapat dari berbagai sudut pandang. Perdebatan-perdebatan terkait pembangunan ini tak kunjung surut. Bahkan beberapa hari terakhir, #savekomodo menjadi trending topic di banyak platform social media. Pendapat yang disampaikan, mayoritas berbunyi mengecam ide pemerintah karena disangka akan membahayakan keberlangsungan hidup komodo.

Lalu sebenarnya apakah pembangunan Taman Nasional Komodo ini sepenuhnya berdampak buruk bagi flora dan fauna, maupun masyarakat disekitarnya?

Dilihat dari arsitek pembagunan ini yaitu Yori Antar, yang terkenal dengan aristektur ke-nusantaraannya. Beliau dikenal sebagai arsitek yang cermat dalam desain karena sangat concern terhadap kondisi lingkungan & nilai adat.

“Apa yang kami buat adalah meningkatkan fasilitas pariwisata dengan membangun pusat informasi disana, dan komodo? Komodo akan hidup normal seperti sebelumnya, tidak ada yang mengurung, apalagi mengandanginya.” jelas Yori Antar, dikutip dari akun Instagram @kawanbaikkomodo.

Beberapa pihak mengemukakan bahwa sebenarnya rencana pembangunan ini dapat memberikan manfaat baik bagi komodo, masyarakat, maupun pengunjung. Tidak sedikit berita-berita yang membahas terkait arsitektur pembangunan ini, dimulai dari pembaharuan gapura, pembangunan dermaga, elevator deck, dan yang lainnya.

Namun, lagi-lagi hal ini memiliki dua sudut pandang yang berbeda. Pihak lainnya merasa bahwa keputusan ini terlalu tergesa-gesa. Pemerintah terlalu fokus pada faktor ekonomi dan pariwisata, tanpa memikirkan komodo serta masyarakat di kawasan tersebut.

Belum lagi argumen-argumen masyarakat terkait pembangunan di daerah konservasi. Pembangunan ini pun dianggap berisiko bagi keadaan salah satu hewan purba yang di lindungi, yaitu komodo. Tidak ada yang dapat menjamin kondisi komodo baik pra maupun pasca pembangunan. Hal ini lah yang akhirnya menjadi pemantik masyarakat secara berbondong-bondong menolak proyek pembangunan “Jurassic Park” ini.

Walaupun terkesan hanya pembangunan ulang di tempat yang sudah dibangun, tetap saja ada kemungkinan bahwa flora dan fauna disana akan merasa terganggu dan terancam. Sebagaimana diketahui, pembangunan ini menggunakan alat-alat dan material yang berat. Yori Antar pun selaku arsitek pembangunan ini memaklumi keresahan masyarakat dan berterimakasih atas masukan-masukan yang dikemukakan melalui komentarnya di Instagram.

Visualisasi video yang dipublikasikan kepada masyarakat pun, dirasa kurang tepat karena memunculkan keresahan dan asumsi-asumsi tidak sehat seperti, penggunaan material-material beton dan arsitektur yang terkesan “mengurung” komodo. Hal ini memunculkan pandangan-pandangan yang buruk terhadap proyek pembangunan.

Pada akhirnya, pembangunan “Jurassic Park” ini dimulai dengan niat yang baik. Arsitektur dari proyek ini pun tentunya melewati proses perundingan yang panjang, agar tidak merugikan pihak manapun. Namun, alangkah lebih baiknya apabila proyek ini dibersamai dengan gagasan-gagasan yang difokuskan pada kondisi komodo maupun masyarakat sekitar misalnya, gagasan terkait penanggulangan komodo agar tidak mengalami stress baik pra maupun pasca pembangunan. (Nada)

 

 

No comments