KRETA BUNGA: Kerajinan Tangan Ibu Rumah Tangga, terobosan baru Tanggulangi pencemaran lingkungan di Kampung Pelangi Kota Semarang
Sumber : Tim PKM Kreta Bunga |
Sampai
saat ini masalah persampahan masih sangat sulit ditangani, sehingga tampak
seperti masalah kompleks yang saling terhubung dan belum ditemukan solusinya
(Reflay, 2012). Pada tahun 2013, menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah
TPA Jatibarang, sampah di Kota Semarang tiap harinya mencapai 800 ton namun
yang terangkut ke TPA Jatibarang hanya 750 ton/hari.
Saat
ini Kampung Pelangi merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Semarang yang
sebelumnya merupakan kampung kumuh yang tak tertata. Selama ini sampah
anorganik di Kampung Pelangi belum dimanfaatkan dengan optimal. Sampah
anorganik khususnya kardus, kertas dan plastik langsung dibuang ke TPS (Tempat
Pembuangan Sementara) yang terletak di belakang perkampungan kemudian
berserakan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar.
Melihat
permasalahan ini dan potensi lingkungan sekitar, maka mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Undip dalam Tim PKM-M yang terdiri dari Pebriana Yuni Chinantya Nainggolan
(2015), Anisa Fathurohma (2017), dan Sintia Mashitoh (2017) berupaya melakukan
terobosan baru sebagai salah satu solusi dalam mengurangi tumpukan sampah di
kampung Pelangi melalui program Kreta Bunga.
Dengan
adanya program Kreta Bunga harapannya dapat memanfaatkan sampah anorganik
menjadi produk yang kreatif, unik dan bernilai tinggi, kemudian meningkatkan
kreativitas serta produktifitas ibu-ibu PKK dengan membuat produk kerajinan
secara mandiri dan lebih beragam, kemudian mendirikan "Kampung Pelangi Art
Gallery Corner" yang sekaligus dapat menjadi ikon tersendiri dari tempat
wisata Kampung Pelangi, selain itu produk dapat dimanfaatkan sebagai
cenderamata unik yang khas dari kampung pelangi.
Post a Comment