Merunduk Untuk Meroket ala PSM FKM UNDIP
photo : PSM FKM Undip |
Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro(PSM FKM UNDIP) berhasil memborong piala dalam ajang kompetisi Satya Dharma Gita National Choir Competition (SDG NCC) pada tanggal 18-19 September 2015. Kompetisi ini berlangsung di Gedung Prof Soedarto Universitas Diponegoro.
Anggota tim yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi aktif FKM ini setiap tahunnya selalu mampu mengharumkan nama FKM dan Undip tentunya. Kemenangan PSM FKM Undip ini bukan yang kali ini saja, di 2015 mereka mengikuti dua kompetisi. Pada kepengurusan sebelumnya pada FPS ITB ke 24 bulan Februari yang lalu dan berhasil membawa pulang Silver Medal untuk kategori Folklore (Lagu Rakyat), Best Performance untuk kategori Folklore dan Diploma 2 untuk kategori Mix. Untuk kompetisi kedua mereka mengikuti SDG NCC 2015 dan berhasil menyumbang piala Silver A Medal untuk kategori Folklore, Silver B Medal untuk kategori Female dan Juara Favorit untuk kategori Female dan Folklore.
Kompetitor yang datang pada SDG NCC berasal dari berbagai PSM fakultas dan Universitas di seluruh Indonesia. Pada kategori Folklore (Lagu Rakyat) terdapat 17 tim PSM sedangkan pada kategori Female yang diperuntukkan khusus untuk perempuan hanya terdapat 5 tim PSM. PSM FKM UNDIP tampil pada urutan ke-6 untuk kategori Folklore dan urutan ke-2 pada kategori Female .
Dalam suatu kesempatan, Meitrika selaku Ketua PSM FKM 2015 mengakui bahwa motivasi tim-nya untuk mengikuti SDG NCC tahun ini karena ingin melebarkan sayap PSM agar terus berprestasi.
“Dulu PSM berangkat dari nol banget. Waktu awal terbentuk diketuain sama mbak Fiqih dan udah dikasih batu pijakan yaitu kita bisa ngelaksanain konser pertama kali. Terus pas kepengurusan mbak Izmi bisa dapet Gold. Istilahnya setiap tahun kita nggak boleh menurun kalo bisa terus meningkat”, tutur Meitrika (23/9)
Selama proses latihan tim PSM FKM UNDIP mengalami beberapa kendala. Mereka kesulitan untuk latihan full team, yang minimal satu tim-nya sebanyak 40 orang. Dan membutuhkan proses latihan yang lama. Paling cepat latihan dua sampai tiga bulan. Mereka memulai latihan pada akhir juni dan berakhir pada pertengahan September . Kendalanya lainnya masa latihan terpotong liburan. Jadi mau tidak mau harus ada yang mengorbankan untuk tidak pulang liburan. Lalu mengenai perizinan dari orangtua dan anggota tim yang multi-amanah baik dalam kepanitiaan dan kepengurusan organisasi lain. Dari segi dana, mereka berinisiatif untuk menabung per orang tiap minggunya sebesar lima ribu rupiah untuk membayar pelatih lalu mengadakan fund rising dengan mengamen dan meng-awul setiap seminggu sekali. Namun hal-hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk mereka berkarya menjadi yang terbaik.
“Sebelum lomba kan ada uji coba panggung. Dan di situ rawan-rawannya jiper (re: takut) . Meskipun mereka bawainnya sepotong-sepotong dan dengan berbagai macam properti, kadang itu yang ngebuat jiper. Tapi pelatih bilang jangan takut dan jangan pernah mikirin hasil, kita harus nampilin yang terbaik”, tutur Meitrika.
Meitrika juga menambahkan bahwa selama latihan untuk menghadapi event, mereka sering melakukan tradisi kumpul-kumpul dan makan bareng , itulah hal yang tidak bisa dilupakan dan menambah hangat suasana kekeluargaan diantara anggota PSM FKM UNDIP.
Amira noor sukma ( E 2014 ) juga mengaku senang karena tim-nya berhasil memborong piala pada SDG NCC 2015. “Perasaan senang.. Alhamdulillah..., soalnya latihan selama tiga bukan terbayar. Sampek yang dari luar kota tuh rela-rela-in nggak pulang untuk latihan, alhamdulillah memuaskan hasilnya.”
Ketua PSM FKM Undip ini pun berpesan agar setiap anggota tetap rendah hati, merunduk untuk meroket begitulah jargon-nya. Jangan cepat puas dengan hasil yang didapat saat ini , tetap berjuang dan semangat! (Oktavia)
Post a Comment