Masukkan iklan disini!

MANUAL DAN E-VOTE: Mana yang lebih baik?


Photo : theterramarproject.com
SEMARANG (23/10). Pemilihan Raya (Pemira) semakin dekat. Ada sedikit yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini Senat dan BEM mempertimbangkan dua sistem, yaitu manual dan e-vote. Senat mengusulkan menggunakan sistem manual, sedangkan BEM mengusulkan menggunakan sistem e-vote. Setelah mengadakan dua kali hearing dan satu kali diskusi terbuka, akhirnya Senat FKM KM Undip (dalam rapat plenonya) memutuskan bahwa Pemira tahun ini menggunakan sistem manual.
Untuk memperkuat keputusan tersebut, Imam Suhada sebagai Ketua Senat mengatakan (23/10), “Setelah diskusi terbuka, kita memutuskan sudah benar-benar fix, untuk menggunakan manual dan itu sudah diketok, kita juga meminta persetujuan dari Pembantu Dekan III. Hal ini sejalan dengan mekanisme yang telah teman-teman Senat lakukan.”
Menanggapi hal tersebut, Ketua BEM FKM, Arif Setiawan mengatakan bahwa BEM merasa tidak puas dengan keputusan yang diambil oleh Senat. “Karena dirasa keputusan Senat pertimbangannya masih kurang mengenai sistem e-vote,” tegasnya (23/10). Dua sistem ini dipertimbangkan oleh kedua belah pihak karena memiliki keunggulan masing-masing. Meskipun masih ada kekurangan, BEM menuturkan bahwa kelebihan dari e-vote yaitu lebih modern, hemat, dan go green. Sedangkan Senat menuturkan bahwa jika menggunakan sistem manual unsur LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) JURDIL (Jujur dan Adil) nya lebih ada.
Pada diskusi terbuka, beberapa audiens masih meragukan sistem e-vote. Keraguan di sini ada pada sistemnya. Salah satu contohnya ketika pemilih memilih calon A, apakah sistem juga memasukkan pilihan ke calon A? Menjawab hal itu Arif, sapaan akrab Ketua BEM, mengatakan, “BEM menjawab dengan sederhana ‘ayo kita lakukan simulasi’, bereskan? Ketika kita ber-statement seperti itu kemudian ada yang menanggapi bahwa atmospherenya berbeda. Yang namanya sebuah sistem, software dan segala macamnya, dia itu tidak memandang kita lagi ngapain. Tinggal bagaimana ketika simulasinya itu berjalannya seperti apa.”
Senat mendukung adanya simulasi, tetapi ketika hari H tetap menggunakan sistem manual. Senat melihat sistem apapun yang akan dibuat tidak masalah, asalkan memenuhi asas yang ada di Pemira. Tanggal 1 Agustus 2014, Senat memberikan opsi untuk segara melakukan pengkajian terhadap sistem e-vote. Akan tetapi ketika disinggung di acara BBM (Bincang-bincang Mahasiswa) ternyata pengkajian tersebut belum dilakukan. Sampai pada akhirnya Senat bertemu dengan PSDM BEM FKM, ternyata memang benar sistem tersebut belum siap sepenuhnya menurut Senat.(Fatma Zakkiyah)

No comments