Press Release: Pembacaan Pernyataan Sikap “Indonesia Dalam Darurat Demokrasi”
Civitas akademika Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah yang terdiri dari guru besar, dosen, alumni, dan mahasiswa berkumpul di taman inspirasi, Universitas Diponegoro, Kota Semarang, pada hari Rabu (7/2/2024) pukul 09.00 WIB, untuk menyelenggarakan pembacaan sikap terhadap keadaan demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia
Pernyataan sikap yang bertajuk “Indonesia Dalam Darurat Demokrasi” dari Guru Besar, Dosen, BEM seluruh fakultas Universitas Diponegoro (Undip) dibacakan oleh Prof. Muhammad Nur selaku perwakilan dari Guru Besar UNDIP. Terdapat lima poin yang diserukan dalam pernyataan tersebut, salah satunya adalah memastikan penyelenggaraan pesta demokrasi yang aman dan damai, tanpa intimidasi dan ketakutan, sesuai dengan koridor kewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk pernyataan yang dibacakan sebagai berikut:
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pernyataan mengenai aksi
keprihatinan alumni Undip yang disampaikan oleh Oerip Lestari, alumni angkatan
tahun 63, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) sebagai perwakilan alumni untuk
menggerakkan mengawal demokrasi konstitusional yang berkeadaban. Seruan ditujukan
untuk Rakyat Indonesia dan pengawas pemilu untuk melaksanakan pemilu dengan
berlandaskan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber-Jurdil)
serta seruan untuk presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
semestinya sebagai pengawal demokrasi yang jujur, adil, dan tidak memihak.
Alumni Sekolah Vokasi angkatan tahun
79, Eko Sumardhiyono menambahkan, “Kami ada disini tidak ada kepentingan untuk
merebut kekuasaan atau apapun, tapi kami memikirkan masa depan kalian semua
(mahasiswa) kalau negara kita ini dikelola dengan profesional dengan etika dan
moral yang tinggi, insya Allah masa depan kalian bangsa kita akan sejahtera.”
Pernyataan juga disampaikan oleh
Hanif Alfattah, Mantan Ketua BEM Undip 2023, yang menyatakan bahwa seluruh
civitas akademika resah atas keadaan demokrasi yang sedang berlangsung di
Indonesia, negara ini sedang dalam keadaan buruk dalam segi demokrasinya,
bahkan bisa dikatakan negara yang paling buruk demokrasinya sehingga Civitas
Akademika Undip menyatakan sikap akan mempertahankan dan menjunjung tinggi
etika demokrasi tersebut.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Ketua BEM Undip 2024, Farid Darmawan
juga memberikan harapan untuk penyelenggara negara bisa bersikap netral dalam
hal menyelenggarakan Pemilu 2024 agar asas Luber-Jurdil dijunjung tinggi oleh
Penyelenggara Negara. “Kami mahasiswa menyatakan kecewa terhadap kondisi
demokrasi saat ini, kepada itu perlu mengajukan bahwasannya pemerintah perlu
bersikap netral dengan bersikap menjunjung tinggi demokrasi itu sendiri,” Ucap
Farid Darmawan, Ketua BEM Undip 2024.
Penyelenggaraan pembacaan pernyataan
sikap Indonesia dalam keadaan darurat demokrasi ditutup dengan pembacaan doa
oleh Dr. M. Abdullah Asror dan dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Bagimu
Negeri yang dipimpin oleh Mahasiswi Undip. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Ketua BEM Undip 2024, Farid Darmawan, menyatakan bahwa acara ini sudah
didiskusikan dari awal Februari dan diinisiasi oleh Guru Besar Undip lalu
disampaikan kepada seluruh mahasiswa Undip untuk mengadakan forum diskusi ini.
Menurutnya, acara ini sudah dirancang oleh sebagian civitas akademika termasuk
seluruh BEM Fakultas di Undip juga ikut membersamai dan mempublikasikan secara
luas acara ini. (Salsabila Septiana, Muhammad Wira, Ingrid Gracelia, Shinta Erpiananda,
Fathma Candra)
Post a Comment