Masukkan iklan disini!

Rapid Test Tidak Valid. Tapi kok Masih Jadi Syarat Berpergian Keluar Kota?

(sumber : google)

Ada pepatah yang berbunyi “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, jadi apa sih, rapid test itu? Rapid test adalah istilah medis yang digunakan untuk test diagnostik medis yang dilakukan dengan mudah, sederhana, dan cepat. Tentunya test ini cocok diterapkan di negara yang berpenduduk banyak seperti Indonesia. Rapid test digunakan sebagai langkah skrining medis awal dalam keadaan darurat pada kondisi tertentu misalkan serangan wabah, seperti pandemi yang saat ini sedang terjadi yaitu Corona. 

Berdasarkan World Health Organization (WHO), selain diperlukan di negara berpenduduk banyak, rapid test juga berguna di negara yang terbatas oleh sumber daya. Beberapa poin plus menggunakan test rapid untuk deteksi virus Corona antara lain: hasil test rapid dengan kualitas tinggi dan mudah digunakan; pemeriksaan cepat dan mudah yaitu dengan durasi 10 menit sampai 2 jam, hasil dapat diketahui pada hari yang sama; lebih ekonomis dibanding test laboratorium; serta hasil test yang dapat disimpan pada suhu kamar.

Di era new normal seperti sekarang, sejumlah protokol diatur untuk tetap menjaga keamanan dan keselamatan terhadap paparan virus Corona. Aturan-aturan dalam protokol wajib ditaati dan menjadi prasyarat, termasuk protokol untuk perjalanan. Terdapat berbagai prasyarat sebelum melakukan perjalanan, salah satunya adalah dengan menunjukkan surat keterangan uji test PCR dengan hasil negatif yang berlaku 7 hari atau surat keterangan uji rapid dengan hasil non reaktif yang berlaku 3 hari pada saat pemberangkatan.

Namun banyak kabar yang berhembus di tengah masyarakat bahwa hasil test rapid tidak valid. Lalu mengapa masih dipakai sebagai salah satu prasyarat untuk melakukan perjalanan? Jadi mungkin perlu dituliskan kembali bahwa tujuan dari test rapid adalah skrining untuk membantu mengidentifikasi bila seseorang mungkin positif COVID-19, bukan sebagai pemeriksaan valid COVID-19.

Apasih alasan hasil test rapid tidak valid dan bagaimana cara mengatasinya? Hasil test rapid diberikan pada hari yang sama dengan pemeriksaan. Test rapid dengan hasil positif mengindikasikan tubuh sudah memproduksi antibodi IgM dan IgG untuk melawan virus yang ada di dalam tubuh, salah satunya virus Corona. Pasien dengan hasil rapid positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan antigen dengan metode swab kemudian dilanjutkan dengan test PCR yang merupakan pemeriksaan COVID-19 secara akurat, bukan hanya menggunakan antibodi.

Lalu bagaimana jika hasilnya negatif?

Apabila hasilnya negatif, maka orang tersebut dianjurkan melakukan rapid test Corona minimal 2 kali untuk memastikan. Pasalnya antibodi Imunoglobulin membutuhkan setidaknya 6-7 hari untuk aktif. Antibodi tersebut dimungkinkan belum aktif setelah terpapar sehingga hasil test dinyatakan negatif.

Meskipun hasilnya dianggap kurang valid, namun melihat berbagai kelebihan dari test rapid, maka test ini cocok diterapkan di Indonesia dimana jumlah masyarakatnya yang sangat banyak dan sebagai indikasi awal terpaparnya virus COVID-19. (Tim Liputan PH)




Sumber: Jati Satriyo. 2020. Rapid Test Corona: Definisi, Cara, Prosedur, Hasil, dll. Jakarta
https://doktersehat.com/rapid-test-corona/.

No comments