Ada Apa dengan UKT dan SPI?
Photo: BEM Undip |
SPI (Sumbangan
Pengembangan Institusi) merupakan kebijakan yang akan dikeluarkan Rektor Undip untuk
mahasiswa baru jalur Ujian Mandiri (UM) tahun 2016. Kebijakan ini diberlakukan
pada UKT golongan 7 ditambah SPI mahasiswa baru jalur UM. Kenaikan UKT yang
dirasa semakin membebankan mahasiswa, membuat Satgas BEM Undip sepakat
mengadakan Intelektual Forum pada Jumat, 1 April 2016 pukul 16.00 WIB di
Student Center Undip.
Fakultas Kedokteran Undip
juga telah mengadakan diskusi terkait UKT dan SPI pada Selasa, 29 Maret 2016
yang menghasilkan kesepakatan menolak adanya isu kebijakan ini. Perwakilan
mahasiswa FK tersebut menyatakan sikapnya untuk meminta adanya transparansi
dana UKT dan SPI. Selain FK, fakultas lain seperti FPIK, FIB, FT, FH, FPP, FSM,
dan FISIP juga menyatakan sikap yang sama.
Sebelumnya, telah
dilaksanakan pemasangan spanduk sebagai aksi nyata adanya isu kebijakan
tersebut. Namun, aksi pemasangan spanduk hanya bertahan dalam waktu kurang
lebih 90 menit karena adanya pencopotan spanduk oleh oknum. Selain itu, aksi
propaganda juga telah dilakukan dengan penyebaran selebaran-selebaran bertuliskan
penolakan terhadap isu kenaikan UKT dan SPI di setiap fakultas di Undip.
Carut marut serta tidak adanya kejelasan mengenai kepastian
kebijakan tersebut, menjadikan mahasiswa dalam Intelektual Forum, Jumat lalu
sepakat memutuskan untuk mengambil langkah konkrit yaitu melawan. “Dengan
mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Undip, rencana aksi turun jalan akan
dilaksanakan dalam beberapa waktu dekat ini. Aksi tersebut dilakukan dalam
rangka pembelaan hak mahasiswa untuk mendapat pendidikan murah dan berkualitas.
Mengenai waktu, metode maupun teknis akan diberitahukan lebih lanjut oleh
Sospol BEM Undip.” ungkap salah satu perwakilan Satgas dari BEM Sospol Undip.
Intelektual Forum maupun aksi nyata terhadap penolakan,
diharapkan mampu membuat mahasiswa lain ikut berperan aktif dalam mengambil
sikap bijak terhadap masalah tersebut dan juga menyangkut nasib sistem
pendidikan di Indonesia ini. (Heni Purnamasari)
Post a Comment